Langsung ke konten utama

Perjalanan Bukan Kemewahan #5

Aku selalu memandang perjalanan bukanlah tentang kemewahan. Bagi ku perjalanan adalah niat dari hati untuk menjelajah dan mengunjungi lebih banyak tempat dengan mengambil manfaat  berupa pengalaman dan pengembangan diri sebanyak-banyaknya. Meskipun tidak begitu banyak tempat yang ku kunjungi, rasanya dari segelintir perjalanan tersebut jauh dari kata mewah. Bagaimana caranya bisa mengunjungi banyak tempat dengan hemat tetapi bermanfaat, begitulah orang tua ku mengajarkan arti perjalanan pada ku.

Aku lahir di kota Malang, hanya menumpang lahir. Selebihnya aku dibesarkan di Kalimantan tepatnya di kota Balikpapan. Aku tinggal di kota Balikpapan bersama nenekku dan keluarga ku yang lainnya, seperti om, tante, sepupu, dll. Bisa dibilang meskipun jauh dari orang tua kandung ku, aku tidak pernah kekurangan kasih sayang sedikit pun. Sementara kedua orang tua ku dan kedua adikku berada di Jakarta.

Dengan melihat latar belakang hidup yang seperti ini, aku justru merasa sangat beruntung. Meskipun sejak kecil jauh dari orang tua, tetapi karena hal tersebut justru aku menjadi terbiasa dengan perjalanan.  Sejak duduk di bangku sekolah dasar, aku sudah tidak takut berangkat sendirian dari Balikpapan menuju Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang. Aku selalu mengunjungi orang tua ku disetiap liburan akhir semester.

Begitulah singkat kehidupan ku, menyinggung kembali mengenai perjalanan. Setiap liburan tiba, tidak jarang keluarga ku mengajak untuk melakukan perjalanan mengunjungi suatu daerah. Dan dari setiap perjalanan yang dilakukan selalu ada pengorbanan didalamnya. Bagaimana aku belajar bersabar, berbagi, dan peduli satu sama lain.

Dari Balikpapan aku pernah mengunjungi salah satu destinasi wisata terbaik di Kalimantan, yang bisa dibilang merupakan surga bawah laut. Tempat itu  Kepulauan Derawan, bagaimana aku sangat mengagumi keindahan nya. Kau bisa browsing di google jika ingin mengetahui lebih banyak tentang kepulauan tersebut. Letaknya sangat jauh dari Balikpapan, meskipun masih di Kalimantan juga. Biasanya yang ingin mengunjungi pulau tersebut bisa menggunakan pesawat, penerbangan dari Balikpapan menuju Jakarta, lalu dari Jakarta menuju Berau kemudian menyebrang lagi menggunakan speed boat. Bisa dibayangkan berapa uang yang dikeluarkan jika menggunakan pesawat? Akan sangat mahal. Apalagi kami rombongan keluarga besar. 

Sebenarnya ada opsi lain yaitu dengan menggunakan kapal, tetapi keluarga ku memilih untuk melakukan perjalanan melewati darat, yaitu dengan menggunakan mobil. Mungkin kalian akan berpikir, bagaimana mungkin? Sejauh itu dengan mobil? Tetapi kami berhasil melakukannya. Kurang lebih delapan belas jam dari Balikpapan hingga sampai ke Berau. Gila tetapi itu sangat seru dan tidak terlupa.

Kau tahu? Aku sudah sangat sering melakukan perjalanan darat yang sangat jauh. Misalnya dari Jakarta ke Yogyakarta dengan mobil  atau yang lebih mengagumkan saat itu touring bersama keluarga besar dari Jakarta mengelilingi pulau Jawa hingga ke Madura. Perjalanan yang ditempuh selama belasan hari dengan mampir disetiap kota. Sekaligus mengunjungi keluarga yang ada di  Yogyakarta, Solo, Semarang, Boyolali, Malang, Madiun, Surabaya, dll. Entah berapa kota di pulau Jawa saat itu yang kami singgahi. Bisa dibilang tak terhingga.

Saat mengelilingi pulau Jawa tidak seekstrem perjalanan dari Balikpapan menuju Berau. Kau harus tahu bahwa medan perjalanan yang kami lewati bermacam-macam, mulai dari jalanan ditengah hutan yang berbatu, berlubang dan tanpa lampu, sampai perjalanan diatas tebing hingga yang kami lihat hanya pucuk-pucuk daun pepohonan, kami juga melewati jalan area pertambangan yang berdebu. Disana kami melihat  dari kejauhan terdapat bukit-bukit dan perkampungan rumah-rumah suku dayak. Mengagumkan! Meskipun di sisi lain, Kalimantan masih dengan keterbatasan pasokan listrik serta beberapa kali, kami melihat bangunan sekolah yang tidak cukup layak. Begini lah realita yang ada di pedalaman, tidak terlihat dan tidak begitu diperhatikan. Untuk itu aku berharap pemerintah lebih mementingkan pembangunan yang ada di pelosok negeri ini, tidak hanya sebatas yang ada di pusat perkotaan.

Paling tidak aku sudah cukup mengenal daerah di Kalimantan. Mengunjungi  beberapa kota dan kabupaten yang dekat dengan Balikpapan, seperti Samarinda, Tenggarong, Banjarmasin, Banjar Baru, Tanah Grogot,  Melak, Bontang, Muara Badak, Muara Pahu, Berau, Pontianak dan nama-nama daerah yang sedikit aneh yang sudah terlupa. Aku menyesal tidak mencatat nya. Lain kali aku akan mencatat setiap daerah yang ku singgahi agar tidak terlupa dan bisa dikenang.

Di lain cerita aku pernah mengunjungi pulau Bali, dengan menggunakan kereta. Kami berangkat dari Jakarta menggunakan kereta, lalu sampai di Surabaya. Dari Surabaya naik kereta lagi menuju Banyuwangi. Lalu setibanya di Banyuwangi kami menyebrang melalui pelabuhan ketapang dan sampailah kami di Gili Manuk, lalu dari Gili Manuk menuju Denpasar dengan bus.

Aku juga pernah mengunjungi kota Makassar dari Balikpapan dengan menggunakan kapal. Atau menuju kota Pontianak dengan menggunakan kapal juga. Semua perjalanan yang ku lalui tidak sedikit membutuhkan kesabaran. Tetapi justru di situ keseruannya. Aku sudah pernah mengalami makan dengan seadanya karena uang  yang menipis selama di perjalanan. Atau berjalan kaki untuk menghemat biaya. Aku tidak pernah keberatan dengan hal tersebut. Selama aku masih berkesempatan mengunjungi daerah baru lagi.

Bagiku perjalanan dengan keluarga akan selalu menyenangkan, meskipun kami harus berbagi jatah makan dan jatah tempat tinggal. Karena jangan berpikir bahwa kami akan selalu tidur ditempat yang mewah sekelas hotel bintang lima. Itu mustahil apalagi keluarga ku ialah keluarga besar, kalaupun iya tentunya kami tetap harus sharing kamar. Terlebih mengenai makanan, kami tidak selamanya makan makanan yang mahal. Meskipun demikian, kebersamaan membuat semuanya menjadi lebih bermakna.

Dan dari setiap perjalanan membuat aku paham bahwa setiap daerah memiliki keindahan dan keunikannya tersendiri. Kalimantan dan Jawa berbeda jauh, apalagi dengan Sulawesi. Aku selalu bermimpi suatu waktu aku punya kesempatan untuk bisa mengunjungi Sumatera dan Papua. Serta daerah timur seperti NTB, NTT, Maluku, dll. Entah kapan? Mungkin akan ada waktunya. Percayalah jika kau menginginkan sesuatu, semesta akan menolong mu mewujudkan segala harapan dan keinginan mu. Aku selalu percaya itu, kekuatan harapan.


Tanggerang Selatan
Senin, 25 Desember 2017
Anisa Nur Rezky

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib