Langsung ke konten utama

Teropong Serbaguna

Aku punya mainan baru. Hehehe. Tadaaaaa!! Teropong. Terus terang aku nggak sama sekali mengerti tentang kualifikasi teropong ini kayak gimana . So, aku nggak bisa mendeskripsikan teropong ini dengan detail. Yang aku tahu, ya ini alat namanya teropong haha. Aku nggak sengaja menemukan teropong ini di gudang. Dan kalian harus tahu, mengamati sesuatu dengan menggunakan teropong itu merupakan hal yang sangat mengasyikan. Sejak beberapa hari yang lalu, itu jadi hobby baru aku. Aku tahu sebenarnya yang aku lakukan itu sedikit nggak sopan. Tapi mau gimana lagi, seru banget sih. Ya, tuhan maafkan ketidaksopanan ku dalam menguntit kegiatan orang lain. Sejujurnya aku sama sekali tidak bermaksud melanggar privasi orang lain. Toh yang aku lakukan hanya mengamati gerak-geriknya saja. Aku tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma seperti mengintip orang mandi. hahahaha. Sama sekali tidak!

Saat aku masih di rumah  yang di Tangsel, obyek yang bisa aku amati dengan menggunakan teropong ini tidak sebanyak saat aku berada di Asrama Telkom University. Kalau di rumah yang aku lihat mungkin hanya motor dan mobil yang sedang melintas, atau anak kecil yang sedang berjalan kaki, toko kue di depan rumah, dan juga masjid. Namun favorit ku mengamati toko kue hahaha. Aku suka sekali melihat tumpukan kotak-kotak kue, terkesan lucu sekali. Berbeda saat aku berada di Asrama Telkom University, posisi gedung asrama yang menghadap langsung dengan Gedung Kuliah Umum (Gedung Tokong Nanas) membuat aku bisa dengan mudahnya mengamati gerak-gerik mahasiswa maupun mahasiswi baik yang sedang berangkat kuliah ataupun yang pulang kuliah. Dalam hati aku berdecak, ini pasti anak FIK, yang ini anak teknik nih, yang ini FEB nih hahaha. Sangat jelas sekali perbedaannya. Anak teknik jelas nggak ada modis-modisnya. Gimana mau modis dan stylish? Kuliah saja menggunakan seragam. Namun tidak menutup kemungkinan ada juga anak teknik yang modis dan stylish, aku misalnya. HAHAHA dih norak memuji diri sendiri, maafkan ya.

Nggak cuma mengamati mahasiswa-mahasiswi aja. Aku juga suka mengamati lobby asrama gedung sebelah, mengamati langit ketika ada burung-burung yang sedang terbang bergerombol, mengamati pos-pos satpam, mengamati kantin bambu (depannya T-mart), mengamati sekitaran Telkom University, banyak banget deh obyeknya. Mau coba? Yaudah sok sini ke Asrama Putri Gedung B hahaha. Nanti aku pinjamkan teropong sakti serbaguna ini. 

Byeee!!!!
Tau nggak sih? tadi tuh aku kuliah jam setengah tujuh, terus nggak ada dosen. Cuma mata kuliah juga. seandainya bisa dipindahkan ke hari lain. Pasti aku bahagia!!! 

Byeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!


Note:
Blogging di kamar asrama dengan memanfaatkan wifi Telkom University yang sangat melimpah ruah, betah sekali di asrama. Sambil dengerin lagunya bang Ed. Yaudah lah ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib