Langsung ke konten utama

Cerita Satu Dekade yang Lalu #6

Tempat ini terlihat sangat asing bagiku, bagaimana mungkin selama tiga puluh hari aku harus memijak papan bukan tanah. Dan aku harus terbiasa hidup diatas papan yang di bawahnya air mengalir seperti sedang berada diatas sungai. Kau tahu? Aku rindu berlari-lari diatas tanah, rasanya aku ingin cepat pulang.

"Perkampungan macam apa ini?" batinku dalam hati. Bagaimana mungkin di zaman yang serba modern, pasokan listrik di daerah ini masih saja kurang. Sehingga listrik hanya menyala setengah hari, yaitu dari pukul enam sore sampai pukul enam pagi.

Dan lagi aku mengeluhkan perkampungan diatas air yang dengan jelas berada di tengah-tengah hutan Kalimantan tepat di hulu sungai Mahakam. Dimana ketika aku membuka pintu  belakang rumah, dengan jelas  bisa melihat Bekantan, monyet, bergantung di pohon-pohon.  "Jangan lupa tutup pintu!". Begitulah tante ku selalu mengingatkan, karena nanti bisa saja mereka hewan-hewan yang sedang bergantung itu memasuki rumah.

Baiklah, aku menutup pintu lalu bersiap-siap untuk pergi mencari hiburan di pasar malam. Menarik sekali masih ada pasar malam, itu lah satu-satunya hiburan masyarakat di perkampungan ini. Hmm tunggu! Aku rasa bukan satu-satunya. Karena memancing , memanah, dan sekedar memandangi monyet bergelantungan juga merupakan hiburan yang menyenangkan dan tidak mudah bisa kau lakukan ketika berada di perkotaan.


Tanggerang Selatan
Selasa, 26 Desember 2017
Anisa Nur Rezky

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib