Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Cerita Satu Dekade yang Lalu #6

Tempat ini terlihat sangat asing bagiku, bagaimana mungkin selama tiga puluh hari aku harus memijak papan bukan tanah. Dan aku harus terbiasa hidup diatas papan yang di bawahnya air mengalir seperti sedang berada diatas sungai. Kau tahu? Aku rindu berlari-lari diatas tanah, rasanya aku ingin cepat pulang. "Perkampungan macam apa ini?" batinku dalam hati. Bagaimana mungkin di zaman yang serba modern, pasokan listrik di daerah ini masih saja kurang. Sehingga listrik hanya menyala setengah hari, yaitu dari pukul enam sore sampai pukul enam pagi. Dan lagi aku mengeluhkan perkampungan diatas air yang dengan jelas berada di tengah-tengah hutan Kalimantan tepat di hulu sungai Mahakam. Dimana ketika aku membuka pintu  belakang rumah, dengan jelas  bisa melihat Bekantan, monyet, bergantung di pohon-pohon.  "Jangan lupa tutup pintu!". Begitulah tante ku selalu mengingatkan, karena nanti bisa saja mereka hewan-hewan yang sedang bergantung itu memasuki rumah. Baiklah, aku me

Perjalanan Bukan Kemewahan #5

Aku selalu memandang perjalanan bukanlah tentang kemewahan. Bagi ku perjalanan adalah niat dari hati untuk menjelajah dan mengunjungi lebih banyak tempat dengan mengambil manfaat  berupa pengalaman dan pengembangan diri sebanyak-banyaknya. Meskipun tidak begitu banyak tempat yang ku kunjungi, rasanya dari segelintir perjalanan tersebut jauh dari kata mewah. Bagaimana caranya bisa mengunjungi banyak tempat dengan hemat tetapi bermanfaat, begitulah orang tua ku mengajarkan arti perjalanan pada ku. Aku lahir di kota Malang, hanya menumpang lahir. Selebihnya aku dibesarkan di Kalimantan tepatnya di kota Balikpapan. Aku tinggal di kota Balikpapan bersama nenekku dan keluarga ku yang lainnya, seperti om, tante, sepupu, dll. Bisa dibilang meskipun jauh dari orang tua kandung ku, aku tidak pernah kekurangan kasih sayang sedikit pun. Sementara kedua orang tua ku dan kedua adikku berada di Jakarta. Dengan melihat latar belakang hidup yang seperti ini, aku justru merasa sangat beruntung. Mesk

Makna Keindahan #4

Aku memang sangat berlebihan memaknai hidup. Dengan segala hal yang aku sukai di bumi ini terkadang merupakan hal sepele yang sama sekali tidak diperhatikan orang sekitar. Bahkan definisi keindahan bagiku terlalu sederhana. Tetapi aku selalu bersyukur, setidaknya karena hal tersebut aku menjadi lebih mudah dalam berbahagia. Tidak sedikit orang-orang terdekatku menertawakan hal-hal bodoh yang sering aku lakukan. Katanya aku terlalu berlebihan. Padahal aku hanya berkata padanya mengenai hal-hal yang mungkin terlupakan. Sering kali aku bilang bahwa cahaya matahari pagi sangat indah apalagi ketika menerpa wajah, kau pasti bisa merasakan kehangatannya. Lalu aku menutup mataku sejenak dan merasakan terpaan cahaya fajar hangat menyentuh wajahku. Lantas ketika aku membuka mata, kudapati mereka hanya tertawa. “Norak lu nis!”, “Lebay banget sih haha”, “Semua orang juga tau kali!”. Lalu yang kulakukan hanya balas menertawai diri sendiri. Lantas berpikir, mungkin definisi keindahan bagiku ter

Kau yang Mana? #3

Terkadang aku berpikir, apa hanya aku yang memiliki ketertarikan dengan hubungan antar manusia. Aku selalu tertarik melihat manusia-manusia dengan berbagai latar belakang kehidupannya. Semisal ketika aku pulang kuliah, aku bertemu dengan anak kecil pemungut sampah-sampah plastik seperti botol, gelas plastik, dan lainnya. Lalu aku menghampirinya dan berbincang banyak hal dengannya. Di lain cerita aku juga pernah bertemu dengan segerombolan anak-anak berusia tanggung yang sedang berjalan, dan lagi aku selalu saja tidak pernah bisa menahan diriku untuk berbaur dengan mereka. Akhirnya aku membuka obrolan dengan mereka seperti biasanya perbincangan mengalir dengan sendirinya. Tidak hanya itu masih banyak cerita mengenai bagaimana aku bisa bertemu orang asing dan mengobrol banyak hal yang aku pahami itu merupakan suatu kegiatan yang sangat ku sukai. Suatu ketika aku berjumpa dengan ibu-ibu di travel . Bayangkan saja hanya dengan mengenal nya beberapa jam, beliau bisa mempercayai diriku

Apa Kabar Purnama? #2

Apa kabar purnama, ternyata kisah kita benar. Tersisa aku yang menunggu. Meskipun kupahami bentuk kebersamaan kita  ialah ketidakpastian yang sangat konkret. Dan perpisahan kita merupakan bentuk ketidakpastian yang absolut. Begitu banyak ketidakpastian. Hingga akhirnya kau memilih untuk tidak menampakan wujudmu lagi. Aku tak lagi bisa melihatmu di hari keempat belas atau kelima belas dalam kalender lunar. Kau lenyap bersama dengan angan yang pernah kita bangun bersama. Terlalu banyak “katanya” yang sekedar menjadi “katanya”. Kau ingat katanya kau akan mengupayakan diriku agar senantiasa bahagia. Tetapi itu menjadi lelucon bodoh yang sekali lagi, hanya sekedar “katanya”.       Semua sudah berlalu, aku merelakan. Aku pikir sudah saatnya menjelajah yang belum ku jelajah. Melakukan perjalanan baru lagi. Bersama mereka yang rela menetap. Bukan yang singgah sesaat lalu melangkah. Lari. Seakan hanya tempat peristirahatan sesaat. Aku tidak menyalahkan siapapun. Mungkin memang hati ini ter

Lightsaber #1

Ini menjadi hari pertama ku menjalani aktivitas tanpa sosial media. Tidak menggunakan Instagram, Twitter, Facebook .  Aku hanya beberapa kali membuka Line untuk memantau beberapa hal penting terkait perkuliahan. Rasanya tidak jauh berbeda, hanya saja kali ini aku tidak begitu memperdulikan smartphone yang biasanya selalu ku cek beberapa menit sekali. Aku menjadi lebih lepas dan tidak tergantung dengan benda pintar itu. Lantas apa yang aku lakukan hari ini? Hehehe apakah aku harus menceritakannya? Baiklah akan ku ceritakan. Hari ini adikku yang paling bungsu baru saja pulang dari pondok pesantren tempat ia menimba ilmu. Ia menjadi lebih tinggi dari ku beberapa inchi . Rasanya kemarin ia hanya sepundak ku, tidak melebihi tinggi ku. Tetapi di sisi lain aku merasa bersyukur, aku pikir ia akan selamanya pendek hahaha.  Kami berbincang banyak hal, lebih tepatnya mengomentari unggahan video di   YouTube mengenai senjata mainan yang wujudnya menyerupai senjata asli hanya saja outpu

Empat Belas Hari tanpa Sosial Media

Hallo selamat liburan bagi yang sedang berlibur. Kebetulan di Universitas Telkom telah selesai melaksanakan Ujian Akhir Semester, dan sekarang sedang berada di masa-masa liburan. Aku libur dari tanggal 20 Desember 2017 sampai dengan 14 Januari 2018. Lumayan lama sih. Di akhir tahun ini aku ingin membuat satu challenge  yang spesial  ditujukan ke diri aku sendiri. Challenge nya itu adalah “Empat Belas Hari Tanpa Sosial Media” . Kenapa sih aku bikin  challenge  ini untuk diriku sendiri? Jadi alasan utamanya ialah, karena aku merasa sudah terlalu ketergantungan sama yang namanya sosial media.Dimana aku pikir, perlu waktu untuk istirahat dari dunia ini sementara waktu. Jadi rencananya aku cuti dari sosial media dimulai hari ini sampai dengan empat belas hari kedepan.Apakah aku sanggup? Harus sanggup! Kemarin aku post di instastory bahwa aku akan pergi sementara waktu dari dunia media sosial. Bisa dilihat sendiri melalui foto di bawah ini. Sekitar 330 orang melihat instastory aku da