Apa kau akan selalu menjanjikan keindahan purnama? Apa mungkin akan ada purnama terakhir? Lalu kau pergi dan menganggap purnama yang kau beri tempo hari hanyalah omong kosong yang tidak akan pernah kau ingat lagi. Purnama kau indah, tetapi hanya sesaat. Maka kau memberikan ku kesempatan untuk menunggu setiap purnama. Kau bilang hari ke empat belas dan lima belas dalam kalender lunar ialah waktu yang tepat untuk menunggumu. Lantas jika langit tidak merestui dan awan hitam menutupimu, dengan apa aku mampu menatapmu. Aku hanya bisa menunggu, menunggumu dalam ketidakpastian. Dalam kecemasan yang sempurna, dalam gulita tanpa lentera.
Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...
Komentar
Posting Komentar