Langsung ke konten utama

Britain's Seranade (2nd Annual Concert of Telkom University Choir)

Telkom University Choir merupakan salah  satu Unit Kegiatan Mahasiswa terbaik di Telkom University dengan berbagai prestasi yang telah berhasil dicapai. Tidak hanya sekedar membanggakan almamater tercinta, Telkom University Choir  ikut handil dalam mengharumkan Indonesia di mata dunia dengan prestasinya dalam skala internasional. Akhir 2016 silam Telkom University Choir turut serta dalam 1st Lanna International Choir Competition di Chiangmai, Thailand dan berhasil menyabet Diplome I Folklore Category dan Gold Diplome IV (Runner Up) Mixed Youth Category.

Selain aktif mengikuti lomba baik skala nasional maupun internasional, Telkom University Choir memiliki banyak program kerja. Salah satunya ialah konser eksternal yang diselenggarakan setiap tahunnya. Pada Sabtu, 3 Desember 2016 Telkom University Choir menyelenggarakan konser eksternal keduanya di Auditorium Graha Swara, Universitas Tarumanegara, Jakarta. Britain's Serenade yang mengusung tema Treasure of Britain Melody merupakan konser eksternal kedua yang diselenggarakan Telkom University Choir

Persiapan konser ini kurang lebih menghabiskan waktu selama tiga bulan. Ketua pelaksana konser eksternal Telkom University Choir ialah Regina Sinambela. Dengan Aldo Randy Ginting sebagai pelatih utama dan merangkap sebagai conductor saat konser berlangsung serta Inggrid Patricia, Vina Lusiani, dan Laras Alima sebagai pelatih pendukung. Konser ini diselenggarakan dengan persiapan yang sudah sangat matang.

Konser dibagi menjadi dua sesi, dimana pada sesi pertama ialah Opening Songs  membawakan lima lagu, antara lain Ubi Caritas Et Amor (Josu Elberdin), Cantate Domino (Claudio Monteverdi), Kalejs Kala Debesis (Selga Menca), Soleram (arr. Josu Elberdin), Dies Irae (Ken Steven) dan Britain’s Classic Songs yang terdiri dari empat lagu antara lain, Nunc Dimittis (Gustav Holst), Death on the Hills (Edward Elgar), O Taste and See (R. Vaughan Williams), My Spirit Sang All Day (Gerald Finzi). Sementara sesi kedua ialah Britain’s Folksong, dengan dua lagu antara lain Loch Lomond (arr. Jonathan Quick), The Turtle Dove (arr. R. Vaughan Williams) dan Britain’s Popular Songs antara lain, Ecce Homo (Howard Goodall), Yesterday (arr. Lebrecht Klohs), It Was A Lover and His Lass (Ward Swingle), Pompeii (arr. Jacob Narverud), Obladi Oblada (arr. Bill Ives), Bohemian Rhapsody (arr. Mark Brymer).

Konser berlangsung dengan lancar dan sangat meriah. Tiket terjual habis dan Auditorium Graha Swara dipadati oleh para penonton. Bagi saya, menjadi bagian dari konser ini merupakan pengalaman yang sangat berharga sekali. Saya berharap kedepannya Telkom University Choir tidak akan pernah lelah untuk berkarya dan berprestasi skala nasional maupun internasional. Telkom University Choir? AMAZING!!













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib