Langsung ke konten utama

Catatan Orang Lemah

Terlalu banyak manusia, tapi rasanya masih sepi. Aku yang kurang bersyukur. Aku yang masih menutup diri. Selalu berusaha menjadi diri sendiri, selalu gagal. Aku sakit atau entahlah. Jujur aku lelah. Aku palsu. Aku masih belum benar-benar menjadi diri sendiri. Rapuh. Aku berusaha berulang kali tertawa, tawa palsu. Aku berusaha semaksimal mungkin ceria, tetap saja nihil.

Mereka tertawa, aku tertawa. Melakukan hal konyol, menunjukkan pada dunia kebahagiaan. Itu bohong. Aku masih saja takut, dunia kejam. Atau sekali lagi mungkin aku yang sakit. Jangan tanya aku kenapa. Jawaban selalu sama, tidak apa-apa. Dia masih pemilik yang sama, aku masih menangisi yang sama. Aku tidak akan pernah siap melihat itu terjadi. Andai aku punya pilihan rasanya ingin selamanya. Apa ada dunia tempat pengabul segala keinginan? Aku sangat ingin berkunjung. Mengulang yang pernah terjadi. Membekukan hal istimewa yang berlangsung. 

Rindu itu pahit bahkan kadang kala mengikis rasa suka yang sulit tercipta. Kepahitan mutlak yang sulit diatasi. Hadir sekali-kali namun menyayat. Motivator berkata jangan begitu sering menengok masa lalu. Bagaimana dengan aku yang berandai-andai kelewat batas, batas antara yang lalu dan mendatang. Aku gagal, pikir para motivator di luar sana. Aku tidak peduli.

Hadir lalu pergi. Bagaimana mungkin aku siap. Kehilangan itu pasti. Aku yang tidak akan pernah siap sampai kapanpun. Aku lemah. Sangat lemah. Seperti menunggu kebobrokan diri. Aku harap aku akan siap entah mungkin menyita waktu lama.





















Bandung, 30 Juli 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib