Langsung ke konten utama

Detik-detik Ujian Nasional CBT 2015

Singkat cerita beberapa minggu lagi para anak kelas dua belas akan menghadapi sedikit ujian dalam hidupnya, (haha alay banget nih bahasa aku). Aku yakin ujian ini tidak begitu berat, toh kita sudah terbiasa mengerjakan soal-soal semacam itu. Aku optimis pasti bisa melewatinya dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Walaupun hasilnya nanti tidak seperti apa yang aku inginkan, setidaknya aku sudah berusaha dan tentunya tidak akan ada hasil yang menghianati usaha.

Beberapa minggu terakhir ini aku melewati hari-hari yang sangat sulit. Tuntutan Ujian praktek,Pra un, ulangan semester keenam, dan ujian akhir semester sangat menguras otakku. Membuatku sangat muak dengan buku. Melihat buku saja rasanya sangat mual. Tetapi aku tetap belajar, walaupun sangat enggan. Aku tidak habis pikir jika masa-masa kelas dua belas akan sesulit ini.

Aku sudah berusaha rileks dan tidak setres, namun tetap saja perasaan semacam itu tidak bisa terbendung. Bahkan akhir-akhir ini aku sulit sekali mengontrol emosi ku. Emosi ku naik turun aku merasa sedikit labil. Bahkan beberapa hari yang lalu aku sempat menangis setiap malam selama tiga hari berturut-turut hanya karena masalah sepele. Permasalahannya sepele sekali, jadi mama papaku, tidak ada yang membalas sms maupun mengangkat teleponku. Dan hanya karena hal tersebut aku merasa sedih. Aku berfikir, mereka tidak mempedulikan anaknya yang sedang berjuang mati-matian di Balikpapan. Aku merasa bersalah sekali karena telah berprasangka buruk seperti itu. Padahal mereka sangat sibuk sekali. Seharusnya aku bisa mengerti profesi kedua orang tuaku yang sangat sibuk itu.

Tadi pagi mama aku menelfon ku, aku ingat sekali apa yang ia katakan padaku.
"Mbak nisa nanti habis ujian nasional kan masih ada acara prom, trus nanti habis prom langsung ke jakarta ya. Harus cepet kesininya, nanti kejogja cari les..."

***

Waktu aku udah gak akan lama lagi nih di Balikpapan. :')
Semoga semuanya lancar, dan semoga apa yang Allah rencanakan sejalan dengan apa yang aku dan orang tuaku rencanakan. Semoga aku gak cuma sekedar lulus, tapi bisa ngasih suatu kebanggaan gak cuma untuk diri aku sendiri tapi juga untuk orang tua dan sekolah. Tetapi, apapun jalan Allah, aku yakin semua itu yang terbaik. Disini aku sebagai manusia cuma bisa berdoa dan berusaha semaksimal mungkin, karena semua itu yang menentukan Allah. Amin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib