Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di
2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365
ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya
rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa
kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang
yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku,
menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah
berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal
yang sama. Selain itu beliau memberi
tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia
nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia.
Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan
ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup
dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan
ku di rumah akan sia-sia, aku akan sendirian dirumah karena mama, papa mungkin
sedang sibuk kerja dan adikku mungkin akan hang out dengan temannya, ternyata
itu hanya prasangka buruk ku saja. Aku jadi ingat perkataan salah satu sahabat
baik ku, dia selalu berkata bahwa aku terlalu pesimis. Iya, benar aku terlalu
pesimis, padahal kenyataan nya diskusi ringan di malam hari dengan satu cup mie instant bersama adikku serta
beberapa momen perdebatan kecil dengan mama dan papa terkait perpolitikan negeri
cukup menambah momen manis di akhir tahun ini.
Di akhir tahun mungkin terlihat menyenangkan, tetapi
tidak semudah itu. Aku benar-benar belajar banyak hal di tahun ini. Mulai dari
pendewasaan dan penerimaan diri, memaafkan, mengikhlaskan, bersabar, serta
banyak hal baik lainnya. Satu persatu keinginan berhasil tercapai, satu persatu
masalah berhasil dilewati mulai dari skala kecil hingga besar bahkan tidak
jarang membuat aku sedikit depresi, hahaha. Di posisi terpuruk dalam hidup, aku
sangat berterima kasih kepada keluarga, sahabat serta teman yang bersedia
mendengarkan kisah ku dan bersedia hadir serta ada untuk ku. Aku sayang kalian.
Aku senang untuk pertama kalinya di tahun ini, aku bisa
ikut kompetisi tingkat nasional meskipun tidak juara satu setidaknya
pengalamannya sangat berharga. Kota Jogja menjadi saksi perjuangan ku dan tim
ku. Dari mereka aku belajar bagaimana terbiasa untuk menurunkan ego, demi
kepentingan bersama serta tetap fokus kepada apa yang sedang ingin dicapai.
Tepat di
tahun ini juga aku harus berpisah dengan keluarga Senior Residents karena masa jabatan
yang telah usai. Di malam penghargaan aku menyanyikan lagu yang berjudul This is Me dari The Greatest Showman dan Berlari Tanpa Kaki dari GAC. Malam itu sangat indah, aku bisa benar-benar
merasakan bagaimana perjuangan ku selama kurang lebih dua tahun sebagai seorang Planning and Event (PNE) dalam
berkontribusi untuk merencanakan, menciptakan dan menuangkan ide-ide ke setiap
event kegiatan telkomdormitory. Berkumpul dengan team serta manusia-manusia
hebat lainnya, serta berperan sebagai orang tua untuk mahasiswa baru di satu
gedung Asrama, selayaknya orang tua yang harus selalu siap untuk selalu ada
dalam kondisi apapun jika seorang anak membutuhkannya. Membantu saat sakit,
bahkan mengantarkannya tengah malam dengan mobil ambulance menuju rumah sakit
merupakan pengalaman dan memori indah yang tidak akan pernah bisa dilupakan
begitu saja. Tanggung jawab untuk menjadi representasi kampus sekaligus pengganti
orang tua bukanlah perihal mudah, banyak lika-liku yang harus dijalani,
tuntutan sebagai seorang teladan justru menjadi cambuk dan motivasi tersendiri
ketika melihat diri sendiri ternyata selalu tidak pernah cukup baik, masih
harus selalu belajar dan belajar. Tapi sekali lagi, aku berhasil menyelesaikan
amanah ku di tahun 2018 ini.
Serta
pengalaman seru lainnya dengan habisnya masa jabatan ku di Departemen
Kemahasiswaan BPH HMTF 2017, selesai tugas sebagai Asisten Laboratorium Teknik
Tenaga Listrik 2018, Pengalaman Kerja Praktik di Laboratorium Pertamina RU V
Balikpapan, Pengalaman mengikuti serangkaian kegiatan Engineering Service
Community di Desa Plered Purwakarta yang bekerja sama dengan Pusan University
serta beberapa kampus dari Korea Selatan, Pengalaman menjadi juri kompetisi
ajang pencarian bakat sefakultas, pengalaman naik gunung untuk pertama kalinya
tepatnya di Gn. Prau, pengalaman punya video yang akhirnya bisa viral meskipun
hanya kurang lebih 19.000 viewers di Instagram tapi sebagai masyarakat biasa aku
sudah senang hahaha, pengalaman jadi volunteer buka puasa di Masjid kampus hehe
sederhana tapi punya pelajaran dan makna yang dalam, mendapatkan dosen
pembimbing yang superbaik sampai akhirnya rencana untuk seminar proposal TA
dapat terlaksana di bulan November, pengalaman rekaman, akhirnya membulatkan
tekad dan memberanikan daftar kerja part time sampai saat ini sudah di tahap
interview akhir dan sedang menunggu hasilnya semoga bisa diberi hasil yang
terbaik aamiin, pengalaman bisa satu panggung bersama idolaku TULUS meskipun
hanya sekedar main game dan berbincang sebentar saja, dan aku lupa apa lagi
yak? Tapi yang paling penting adalah aku berhasil untuk mempertahankan hubungan
mama dan papa tetap utuh dan tetap bersama hingga detik ini. Terima kasih
tuhan.
Aku sangat bersyukur, Anisa yang kemarin mungkin
tidak sekuat hari ini. Setidaknya ia telah berhasil melewati masa-masa sulit,
kegagalan, rasa sesal, putus asa, kehilangan dan hal buruk dalam hidupnya. Semoga,
Anisa di masa depan lebih ditegarkan dan
dikuatkan hatinya, mampu lebih siap melewati aneka rintangan yang pasti akan lebih
luar biasa hebat. Tetap menjadi Anisa yang apa adanya, mencintai dirinya sama
seperti ia mencintai sekitarnya. Mampu berbagi kasih dan menolong lebih banyak sesama,
lebih pantang menyerah tidak cengeng dan selalu mau belajar sampai akhir
hidupnya kelak. Aamiin.
Teruntuk siapapun kamu yang dengan sengaja atau
tidak membaca postingan ini, aku harap tuhan selalu melimpahkan rejeki serta
kasih dan sayangnya padamu, aku minta agar kamu selalu semangat menjalani tahun
demi tahun berikutnya, jangan pernah berpikir untuk menyerah ataupun berhenti.
Masih banyak jalan menuju roma, lika-liku itu pasti, hidup bukan tentang siapa
yang sampai duluan, tetapi bagaimana kamu bisa menikmati setiap proses perjalananmu.
Oiya, jangan lupa untuk mencintai dirimu, karena kamu layak untuk dicintai dan
bagaimana mungkin kamu bisa mencintai orang lain jika perihal mencintai diri
sendiri saja kamu masih payah. Sekali
lagi jangan menyerah, hidup mu indah!
Salam dari ku untuk keluarga mu, Selamat liburan
kawan ku.
Jakarta, 1 Januari 2019
00.21 WIB
Komentar
Posting Komentar