Selamat malam , masih di sesi curhat yang
kemaren, disini aku mau cerita tentang lanjutan dari kisah yang ku alami. Kisah
kali ini bukan mengenai perselisihan, bukan mengenai pertentangan apalagi yang
berbau SARA. Tidak! tidak! tidak seperti itu haha, aku masih cinta perdamaian.
Di dalam postingan ini aku hanya ingin sekedar bercerita sedikit
tentang................
pffftttttttttttttttt " DIA ".
Siapakah " DIA "?
Mungkin aku akan sedikit menjelaskan siapakah sosok dia yang ku
maksud dalam postingan ku kali ini. Dia hanya sesosok bayangan yang akhir-akhir
ini selalu menguasai otak dan pikiranku, selalu bernaung dalam benakku, selalu
menyita perhatiankku dan selalu menjadi bunga tidurku di saat aku mulai
terlelap. Jujur saja aku sangat enggan memikirkannya namun sangat di sayangkan
bayangannya selalu hadir setiap saat pelan-pelan dan selalu tak terduga.
Semakin aku berusaha tidak mengingatnya tetapi justru otakku seperti terprogam
untuk selalu mengingatnya. Sampai akhirnya dia berhasil menjadi satu dari
sekian alasan deret senyum tipis yang menghiasi wajahku ini.
Jadi begini ceritanya........
***
Perlahan tapi pasti ada sesuatu yang berkembang dalam hati kecil
ku. Aku tidak ingin mengakui bahwa aku tengah jatuh cinta, tidak sama sekali
tidak. Anggaplah ini sebuah perasaan nyaman yang tumbuh merekah melekat dalam
detak jantung serta pembuluh nadi yang ikut mengalir dalam aliran darah di
sekujur tubuh ini. Apa aku berdusta? mungkin iya mungkin tidak. Aku hanya tidak
ingin melakukan suatu kesalahan yang fatal dengan meletakkan setitik noktah
hitam yang mampu menghancurkan semuanya. Kau bisa katakan bahwa aku sedang
berdusta ya tentu saja aku sedang berdusta, aku hanya berpura-pura tidak
menaruh sedikitpun perasaan terhadapnya. Namun ku pikir tindakan yang ku
lakukan sangatlah wajar dilakukan oleh siapa saja yang berada di posisi seperti
ku ini. Di posisi ketika perasaan itu mulai tumbuh di tengah-tengah
persahabatan yang sangat menyenangkan ini. Di kala mulut terbungkam tak mampu
berkata keseorangpun dan hanya hati yang mampu berbicara, mengadukannya kepada
sang pencipta.
Semakin aku mengingkari bahwa perasaan itu memang ada semakin
sering bayangannya hadir lagi, hadir lagi, dan terus hadir. Yang aku lakukan
saat ini hanyalah sekedar menahan pandangan matanya apabila kami sedang
berdekatan. Tak mampu mengucap sepatah dua patah kata apabila tanpa sengaja
mata ku dan dia saling beradu. Sudahlah aku benci mengingatnya namun aku
menikmatinya.
Aku benci memiliki perasaan yang lebih terhadapnya, terhadap
dia orang yang sebegitu dekatnya dengan ku. Asal kau tahu, bahwa mencintai
orang yang dekat dengan kita sangat tidak mudah. Walaupun aku sudah terbiasa
dengan celotehannya mengenai perempuan lain yang ia taksir namun tetap saja
bukan hal yang mudah. Tetapi aku akan tetap berjanji selalu ada untuknya
kapanpun dan dimanapun dia membutuhkanku, walaupun aku tahu bahwa tidak
sedikitpun bayangan diriku ada di bola mata indah miliknya itu. Cukup menjadi
sahabat nya dan bisa berada di dekatnya sudah merupakan anugerah terindah yang
tuhan berikan kepadaku. Aku mencintainya tanpa banyak bicara dan hanya dalam
kehingan diamku saja. Tak pernah terfikirkan untuk mengungkapkannya karena aku
takut akan merusak persahabatan indah ini.
***
Aku tak ingin berdusta lagi, biarkan aku mengatakan yang
sejujurnya melalui postingan singkat ini dan menuangkan serta meluapkan
segenap emosi yang tak sanggup ku utarakan dan kuungkap. Hati ku tak mampu
berbohong lagi, inilah kenyataanya. Aku mencintainya dalam diam dalam ketulusan
yang tak terkira entah sedalam apa perasaan ini terhadap sosok bayangan itu.
Harus kau pahami bahwa secuil pun aku tidak mengharapkan imbalan
berupa apapun dan aku tidak berharap dia memiliki persaan yang sama.Semurni dan
setulus ini perasaan ku padanya karena dalam diamku selalu ada namanya yang kusebut
di setiap doa-doa ku. Dan setiap senyum yang merekah di bibirnya adalah suatu
kebahagiaan yang besar untukku. Senyum miliknya melebihi keindahan semburat sang
fajar kala petang hari yang tersungkur menuju sarang persembunyian. Tatapan
indahnya mengalahkan beribu bongkahan permata di dunia ini. Tigakata untuknya.
“Aku Cinta Dia”
Komentar
Posting Komentar