Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Rasa Kagum

Malam ini aku dan dia berada di lingkup yang sama. Kami sedang merayakan kebahagiaan seorang teman diusia nya yang semakin berkurang. Aku hanya bisa tersenyum di dalam hati setiap melihat tingkah yang ia lakukan. Tidak setiap saat aku dan dia dapat berada di lingkup yang sama seperti malam ini. Bahkan aku sama sekali tidak menyangka jika hari ini aku bertemu dengannya lagi. Awalnya biasa saja, aku sama sekali tidak tertarik membuat tulisan di blog pribadi ku tentangnya. Namun, jujur saja sedari tadi bayangannya masih tidak lepas dari kepala ku. Masih ku ingat jelas saat aku mencuri pandang ke arahnya dan ternyata ia juga menatap ke arahku. Mata kita bertemu, dan kau tahu? Sejak beberapa jam yang lalu, yang aku pikirkan hanyalah tatapan mata nya yang terlihat lelah. Saat ini tak henti-hentinya bertanya pada hati, mengapa aku memikirkannya? Apa pentingnya? Lantas apa aku tertarik dengannya atau kah ini hanya ketidak sengajaan yang terlalu aku pikirkan secara berlebihan? Aku akui bahwa a

Saya Malu, Hidup Saya

Perasaan saya sama sekali tidak baik-baik saja pada malam hari ini. Terkadang saya malu akan kelemahan saya dalam mengontrol emosi dan perasaan. Saya terlalu mudah mengeluh. Saya sangat malu kali ini. Saya malu mengeluhkan permasalahan yang menurut saya adalah permasalahan terbesar yang pernah ada di kehidupan saya, tetapi mungkin menurut orang lain ini hanyalah permasalahan yang sangat biasa saja. Entah berapa cangkir kopi pahit yang telah habis saya tegak malam ini. Menurut saya masalah ini lebih pahit dari beberapa cangkir kopi pahit tadi. Saya malu mengeluh, namun saya bisa apalagi selain mengeluhkan permasalahan ini di blogger saya. Menangis saja saya sudah tidak mampu lagi. Perut saya sakit, tetapi saya sudah tidak memerdulikannya. Saya tahu, saya bodoh.  Saya seperti menyiksa diri sendiri. Tidak makan dan meminum kopi tanpa kendali. Biarkan saya seperti ini. Saya lelah, saya hanya ingin melupakan permasalahan orang dewasa yang terkadang begitu menyakitkan melebihi nyeri lam

Masalah

Masalah datang untuk mendewasakan. Tetapi kenyataannya, setiap masalah yang datang hanya menyesakkan dada dan membuat saya terisak terus menerus. Logika tahu bahwa akan selalu ada penyelasaian dari setiap permasalahan yang datang, tetapi hati masih saja kurang bisa menerima apapun bentuk pemikiran positif dengan menggunakan logika. Yang hati tahu hanyalah kehancuran demi kehancuran yang benar-benar menusuk sampai sekujur tubuh. Saya bosan menjadi lemah ketika masalah datang. Saya sangat bosan menghadapi keterpurukan seperti ini lagi dan lagi. Saya lelah harus merasakan sakit hati sedalam ini. Bukan  seperti permasalahan cinta anak baru gede atau semacamnya. Rasa sakit ini jauh lebih dalam dan lebih menyesakkan. Saya ingin berteriak rasanya, ingin berlari jauh, menghilang dari semua hal bodoh ini. Apa susah? Tentunya sangat susah sekali untuk menghindarinya. Saya memang pengecut yang berkeinginan untuk bisa lari dari masalah. Namun sayang, saya tidak bisa lari dari semua ini. Itu hanya