Aku
tidak pernah tahu apa yang kau pikirkan tentang ku. Seringkali aku meragukan
perkataan sekitar perihalmu. Aku tidak pernah meminta kau menyukaiku. Begitupun
aku yang tidak pernah berharap akan menyukaimu. Hidup ini sederhana kawan, aku
hanya ingin bahagia tanpa disakiti. Untuk itu jangan bermain-main pada ku.
Karena aku sendiri sudah begitu muak dengan teka-teki tidak masuk akal yang
saat ini malah justru ku pikirkan.
Jika
memang tebakan ku benar, kau akan begitu lega dan puas jika mengetahui fakta
ini. Fakta bahwa saat ini aku sudah mulai mencari-cari dan mengakui keberadaan
mu. Kini kau sudah menjadi yang pertama, aneh bukan? Aku tidak pernah berharap.
Tidak akan pernah berharap. Tetapi ini lah aku, manusia sombong yang justru
malah mulai jatuh. Meskipun tidak pernah ku inginkan. Aku hanya terlambat
menyadari bahwa sejak lama sebenarnya aku telah memilikinya terhadapmu.
Sakit,
kau tahu? Ini sakit sekali, ketika otak
dan hati tidak sinkron, hati paham benar sejak lama sudah ada, namun otak masih
tidak mengizinkan. Begitu realistis, akibat tempo hari di hantam habis-habisan
karena kalah dengan perasaan. Aku benci sebenarnya, benci memiliki perasaan
aneh seperti ini, karena aku tahu akibatnya dikemudian hari. Dikecewakan,
disakiti, ya seperti itulah adanya.
Aku
tidak berkata bahwa aku yang paling baik dalam memberi, tidak juga mengkalaim
sebagai yang maha sempurna. Justru aku melihat diri sendiri, rupanya belum
benar-benar bisa memberi tanpa pamrih oleh karena itu masih ada rasa sakit
ketika tidak terbalas. Analogi terbaik mengenai hubungan timbal balik ini
sangat sulit dijabarkan. Karena mungkin hanya sang pencipta yang mampu
bertindak demikian. Menyayangi tanpa pamrih, mencintai tanpa balas. Sulit.
Untuk
mu yang hanya sekedar bermain-main dengan perasaan, aku minta berhenti. Dengan
siapapun kau lakukan hal tersebut, itu bukan sesuatu yang bijak. Karena kau
tidak akan pernah tahu, bisa saja yang kau permainkan hatinya justru
benar-benar memiliki perasaan berkali-kali lipat terhadapmu. Dan kau hanya
sekedar bermain-main. Lantas bagaimana kau membalasnya? Meskipun kau tidak
berkewajiban membalas perasaan tersebut, tetapi kau harus paham bahwa setiap
rasa sakit yang kau perbuat kepada siapapun itu, suatu saat akan terbalaskan
kepada diri mu sendiri. Maka berhati-hatilah. Aku tidak bermaksud menceramahi
atau menggurui. Lakukan saja jika memang kau tipikal orang seperti itu. Hanya
saja kau harus tahu jika sang pencipta akan selalu membolak-balikan hati. Bisa
saja hari ini kau menyakiti, esok hari kau yang tersakiti. Lalu kau bisa apa?
Berhentilah
bermain-main denganku. Aku mohon. Karena kau tidak tahu, dan tidak akan pernah
tahu. Bahwa ini telah hadir sejak lama. Jauh sebelum kau mengenalku. Untuk itu
aku persilahkan kau pergi saja, karena aku tahu mungkin kau tidak
bersungguh-sungguh. Biarkan yang telah ada ini hilang dengan sendirinya. Jika
memang bukan jalannya, aku tidak mau menyalah gunakan perasaan lagi. Cukup
tuhan dan aku yang tahu. Biarkan perasaan ini tetap berada pada jalan yang
benar. Serta doa-doa yang terucap dan beragam pengandaian terwujud dengan izin
yang maha kuasa. Karena yang sejati tidak perlu diucapkan, kreatifitas bersilat
lidah tidak akan ada guna nya bukan?
Anisa
Nur Rezky
Jumat,
10 Februari 2018
Bandung
Komentar
Posting Komentar