Langsung ke konten utama

Pergi dan Melepaskan

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perasaan yang tak kunjung diungkapkan. Perasaan yang hanya terpendam sebelum sempat tersampaikan. Meski kau rindu, tapi yang lalu sudah lah biar berlalu. Tak perlu kau tunggu, rasa itu sudah tak berlaku. Baik untukmu maupun untuknya.

Namanya masih samar-samar kuingat. Kadang jelas, namun lebih sering kabur. Tawa nya renyah, serenyah fortune cookies yang sedang ketiban sial akibat kesalahpahaman membaca buku primbon milik eyang. Setidaknya malam ini aku merindukannya. Lagi. Walaupun tidak ku inginkan. Apa masih tentang dia, orang yang sama. Tidak juga. Kadang aku lelah bertanya apa maksudnya hati. Otak sudah tak sanggup memberi opini ketika hati menjejali serangkaian argumen tak masuk akal.

Aku harap esok bayangnya enyah, setidaknya tidak ada lagi namanya di kepala ku. Yang kuyakini sudah lama terlupakan, nyatanya kadang masih terlintas sekelibat di pikiran. Salahku pergi tanpa alasan. Meski kubeberkan beberapa alasan masuk akal, tetap saja ia mengatakan aku penjahat nya. Ada yang meninggalkan karena terlalu cinta? Ada yang mengikhlaskan karena terlalu sayang? Munafik. Alibi seorang pecundang yang begitu mencintai dan menyayangi dirinya sendiri. Tak ingin disalahkan lantas berargumen seolah-olah dirinya yang paling tersakiti.

Pahitnya setelah memilih pergi, yang ditinggal tak kunjung menahan. Begitu pasrah menerima kepergian. Ia berpikir bahwa yang pergi mungkin akan lebih bahagia tanpa dirinya. Ia membiarkan karena begitu sayang dan cinta. Ada yang merelakan karena sangat menyayangi? Ada yang melepaskan karena sangat mencintai? Omong kosong. Usahanya bahkan mendekati nihil.

Yang pergi sebegitu bercandanya menganggap ini seperti perihal kejar-kejaran anjing dan kucing atau kucing dan tikus seperti serial kartun dengan ratusan episode yang tayang di layar televisi. Sementara yang melepaskan sungguh malas sekali sedikit berjuang, dengan mudah mengikhlaskan layaknya kutu yang memang sepatutnya pergi, pikirnya.

Namun yang pergi masih saja sendu, merutuki keputusan bodohnya. Berharap bisa datang setidaknya satu kali kesempatan lagi. Hingga ia sadar, tidak akan ada kesempatan kedua. Berkali-kali ia menunggu masih saja sama, tidak akan datang lagi kesempatan itu.

Permohonan maaf dari yang pergi untuk yang melepaskan. Setidaknya yang melepaskan bisa paham betul, bahwa yang pergi pernah begitu menyayangi nya. Semoga yang melepaskan tidak menyesal karena tidak begitu berjuang untuk mempertahankan yang pergi.

(Cerita dua orang yang saling menyayangi lantas pergi dan melepaskan, pikir masing-masing mereka akan saling bahagia jika tidak bersama)


Balikpapan, 22 Juni 2016
00:44 WITA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Cepat Banget

Hari ini tanggal 2 September 2014, aku iseng pergi ke warnet dekat rumah. Entah ada gerangan apa, mungkin karena niat awal ku yang ingin mengerjakan tugas sekolah. Namun, justru niat awal ku tidak terlaksana dengan baik. Kedengarannya mungkin aneh, untuk apa pergi ke warnet jika di rumah saja sudah ada laptop koneksi internet/wifi. Ya jujur aku datang ke warnet karena bosan ada di rumah. Lupakan masalah warnet! Mengapa waktu berjalan sangat cepat sekali? Rasanya baru kemarin aku mendaftar SMA, sekarang sudah harus pergi meninggalkan masa putih abu-abu ini. Sungguh menyebalkan! Aku ingat ingat kembali rasanya baru kemarin aku diangkat menjadi Ketua Angklung, dan sekarang harus mengurangi kegiatan ekstrakulikuler karena harus fokus terhadap Ujian Akhir. Jujur aku sudah terlanjur cinta dengan Angklung!! Alat musik ini sangat menghipnotis ku! Damn I Love Angklung!!!!!!!!!!!!!!!!!

Robot

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas sumber:  http://www.robotshop.com/en/biped-development-platforms.html Robot  adalah seperangkat alat mekanik  yang  bisa melakukan tugas fisik, baik dengan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan  program  yang telah didefinisikan terlebih dulu ( kecerdasan buatan ). Istilah robot berawal bahasa  Ceko  “robota” yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau bosan. Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan  robot industri  digunakan dalam bidang produksi. Penggunaan robot lainnya termasuk untuk pembersihan  limbah beracun , penjelajahan bawah  air  dan luar angkasa, pertambangan, pekerjaan "cari dan tolong" ( search and rescue ), dan untuk pencarian  tambang . Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan, dan alat pembantu rumah tan...