Pukul sembilan malam, Tangsel tetap saja panas. Berbeda dengan Bandung yang aku pikir akan selalu sejuk. Ujian akhir semester satu telah usai. Kini saatnya aku menikmati masa-masa liburan yang hanya dua puluh hari. Jujur saja aku sangat ingin pulang ke Balikpapan. Aneh rasa nya, walaupun orang tua ku bertempat tinggal di Tangsel. Tetap saja aku tidak bisa menyebut Tangsel adalah rumah. Karena bagiku rumah yang sesungguhnya ialah kota ku. Balikpapan ku!
Delapan belas tahun aku menjajakan kakiku di tanah Balikpapan. Aku rindu kota itu. Setidaknya kunjungan nenekku ke Tangsel mampu sedikit meredakan kerinduan yang aku rasakan. Nenekku sedang tertidur pulas tepat di sebelah ku. Kau harus tahu jika aku teramat menyayanginya. Aku telah berjanji pada diriku bahwa aku akan melakukan segala hal yang membuatnya bahagia. Tidak akan aku izinkan siapapun menyakitinya.
Komentar
Posting Komentar