Ujian nasional benar-benar sudah berakhir, menandakan jika waktu ku untuk berada di kota ini sisa hitungan jari. Tentunya aku akan sangat merindukan kota dimana aku dibesarkan ini. Kota tempat aku melukis sejarah kehidupanku sejak kecil hingga usiaku hampir menginjak delapan belas tahun. Kota yang sangat indah dan mungkin tidak akan pernah terlupa dari ingatan memoriku. Aku sungguh mencintai kota ini. Dan aku tahu mungkin tidak hanya aku yang begitu menyayangi kota ini, maka dari itu tidak salah jika kota minyak ini mampu mengalahkan kota Paris sebagai kota yang sangat dicintai di dunia. Aku bangga padamu Balikpapan, kotaku!
Tidak mudah untuk meninggalkan kota ini, bukan hanya karena aku sudah terlanjur merasa nyaman berada disini, tetapi juga karena kenyataan bahawa aku harus meninggalkan orang-orang yang selama delapan belas tahun ini berada disekitarku dan menghiasi hari-hariku. Terlebih lagi nenekku yang sudah merawatku sejak masih bayi hingga besar seperti saat ini. Jika aku bisa memilih, aku ingin menetap di kota ini selamanya. Namun apa dayaku? Aku harus kembali pada orang tua ku dan juga harus melanjutkan studi ku di perguruan tinggi yang lebih baik lagi agar kelak aku bisa menjadi orang yang bermanfaat.
Kadang aku merasa seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Aku dibesarkan, dirawat hingga saat ini, tetapi justru aku harus pergi meninggalkan. Aku tidak pernah bermaksud seperti itu, sama sekali tidak. Aku akan selalu mengingat pengorbanan nenekku ketika mengasuhku, tiap tetesan keringatnya, dan berbagai rasa lelah yang sama sekali tidak mungkin bisa terbayar bahkan dengan uang. Setulus itu kasih sayang seorang nenek yang bahkan melebihi kasih sayang ibuku sendiri.
Komentar
Posting Komentar