Langsung ke konten utama

Hal yang Tidak Terlupa

Ujian nasional benar-benar sudah berakhir, menandakan jika waktu ku untuk berada di kota ini sisa hitungan jari. Tentunya aku akan sangat merindukan kota dimana aku dibesarkan ini. Kota tempat aku melukis sejarah kehidupanku sejak kecil hingga usiaku hampir menginjak delapan belas tahun. Kota yang sangat indah dan mungkin tidak akan pernah terlupa dari ingatan memoriku. Aku sungguh mencintai kota ini. Dan aku tahu mungkin tidak hanya aku yang begitu menyayangi kota ini, maka dari itu tidak salah jika kota minyak ini mampu mengalahkan kota Paris sebagai kota yang sangat dicintai di dunia. Aku bangga padamu Balikpapan, kotaku!

Tidak mudah untuk meninggalkan kota ini, bukan hanya karena aku sudah terlanjur merasa nyaman berada disini, tetapi juga karena kenyataan bahawa aku harus meninggalkan orang-orang yang selama delapan belas tahun ini berada disekitarku dan menghiasi hari-hariku. Terlebih lagi nenekku yang sudah merawatku sejak masih bayi hingga besar seperti  saat ini. Jika aku bisa memilih, aku ingin menetap di kota ini selamanya. Namun apa dayaku? Aku harus kembali pada orang tua ku dan juga harus melanjutkan studi ku di perguruan tinggi yang lebih baik lagi agar kelak aku bisa menjadi orang yang bermanfaat.

Kadang aku merasa seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Aku dibesarkan, dirawat hingga saat ini, tetapi justru aku harus pergi meninggalkan. Aku tidak pernah bermaksud seperti itu, sama sekali tidak. Aku akan selalu mengingat pengorbanan nenekku ketika mengasuhku, tiap tetesan keringatnya, dan berbagai rasa lelah yang sama sekali tidak mungkin bisa terbayar bahkan dengan uang. Setulus itu kasih sayang seorang nenek yang bahkan melebihi kasih sayang ibuku sendiri. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib