Langsung ke konten utama

Perpindahan tinggal hitungan jari :')

Apa sih ya, gapenting sih ya -_-
Kaya nya waktu ku tinggal di Balikpapan tinggal hitungan jari aja, hahahaha tinggal setaun setengah lagi aku pindah ke jakarta fyuh. Aku heran kenapa waktu jalannya cepat banget. Rasanya dulu aku baru lulus SMP, tau tau sekarang sudah mau punya KTP aja, barusan kemaren foto ektp pffft tua banget :').

Kira kira gimana ya aku tinggal di jakarta. Aku pasti bakalan kangen keluarga ku disini. Dari lahir aku sudah di asuh sama nenekku dan di besarin di kota balikpapan. Nah setelah lulus SMA aku harus balik lagi ke jakarta, aku harus ikut orang tua kandung ku. Mamah papa ku pffff.

Jujur aku lebih milih tinggal di Balikpapan, tinggal bareng nenekku. Nenekku sudah ngerawat dan ngejaga aku dari kecil. Harusnya di masa tua nenekku aku yg ngejaga dan ngerawat dia.

Tapi nenekku sudah pesan ke aku, klo aku harus menggapai impian ku, aku harus bisa masuk Universitas yg aku inginkan. Aku gabole ngestuck di Balikpapan doang. Aku harus mengepakkan sayap ku untuk terbang kemana aja. Aku pasti bisa! Aku gabole takut! karna suatu saat nanti aku pasti mengenggam semua impian dan citacita aku. Suatu saat nanti aku bisa bikin nenekku bangga dan tersenyum. Aku harus bisa! :)

Aku gak akan ngecewain nenekku. Semua pengorbanannya dan pengorbanan almarhum kakeku untuk membesarkanku harus aku balas dengan masa depan yg gemilang. Yang bisa membahagiakan mereka.

Banyak keluarga disini yang pengen aku tetep tinggal di Balikpapan, om aku, tante aku, mereka semua pengennya kaya gitu. Hahahaha tenang sejauh apapapun kaki melangkah, sejauh apapun aku pergi. Dimanapun aku berada, dimanapun aku berpijak. Siapapun yg aku kenal, yg selalu ada di hari-hariku, selalu bikin aku tersenyum. Aku gabakal lupain kalian semua. Ingatan ku kuat untuk mengingat memori indah itu :)

Kalo kata raditya dika hidup itu perpindahan, yah itu benar :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Delapan Belas -ku (2018)

Hari ini, 31 Desember merupakan hari terakhir di 2018. Lengkap sudah perjalanan waktu di tahun 2018, lembaran buku 365/365 ditutup dengan sempurna. Ada rasa haru, bangga, sedih, bahagia dan tentunya rasa syukur. Aku bersyukur ternyata tuhan masih menitipkan rezeki berupa kesehatan untuk ku dan beberapa orang terdekat terutama nenek, salah satu orang yang paling aku cintai di muka bumi ini. Baru saja aku menutup ponsel ku, menyelesaikan perbincangan dengan nenek, Ia bilang bahwa Balikpapan sudah berganti tahun, katanya ia merindukanku, nyatanya aku disini juga merasakan hal yang   sama. Selain itu beliau memberi tahu bahwa kolestrol dan asam urat nya telah normal. Kau tahu betapa bahagia nya aku saat mengetahui kabar tersebut? Jelas, sangat bahagia. Aku tidak akan menyangka bahwa tahun 2018 akan ditutup dengan semanis ini. Hari ini suasana di rumah menjadi jauh lebih hidup dari biasanya. Ada mama, papa, dan adikku. Aku suka sekali hari ini. Aku pikir kepulangan ku di rumah aka...

Hanya Dalam diam (?)

Aku lelah memendam terlalu lama, tapi aku bisa apa? ah sudahlah hahaha. Aku sayang sama dia, sayang banget tapi cuma dari jauh. Kita memang dekat tapi dia tau apa sih? Lagi pula ini juga karena aku sudah punya prinsip gamau pacaran selama SMA. Terserah orang mau bilang norak, tapi aku tetap pegang prinsip ku. Bukankah hidup pilihan? Dan aku sudah memilihnya, aku memilih jalanku dan aku gak akan nunjukin ke dia kalau aku sebenernya diam diam suka bahkan sayang sama dia. Sebenarnya capek punya perasaan kaya gini. Apalagi aku sendiri gatau, dia suka apa enggak sama aku. Tapi bukan itu yg jadi pertanyaan. Pertanyaan nya itu gimana caranya biar aku bisa move on dari dia. Aku capek kaya gini terus. Aku ngerasa aku terlalu banyak mengamatinya dari kejauhan. Aku tau banyak tentang dia mulai dari kehidupannya, kesukaannya, gebetan nya, orang yang dia suka. Aku tau banyak hal tentang dia. Karena dia begitu dekat sama aku. Dan yaaah entahlah. Bagaiamana cara mengenyahkan perasaan ini. Dia itu ...

Pergi

Kamu masih tidak mengerti bahkan ketika aku beranjak pergi. Sepagi ini aku menulis bait kalimat yang tidak begitu berarti. Bait tentang sisa kebersamaan kita, yang berakhir tanpa alasan dan begitu saja. Aku melupakan mu dan kau melupakan ku. Sesederhana itu. Sangat tidak benar. Masalah hati tidak pernah sederhana. Ini bukan perihal keegoisan sepihak, tapi bagaimana cara menyelamatkan hati yang hampir hancur seutuhnya. Biarkan dia hancur sebagian, jika diteruskan percayalah akan lebih sakit dari ini. Apa kau telah hancur? Aku tidak yakin, rasanya hanya aku yang begitu. Bukan maksud hati menyesali yang telah pergi, aku tidak akan meminta mu kembali. Hanya memintamu mengerti. Bandung, Rabu 11 Mei 2016 05:43 wib